Senin, 15 Oktober 2012

Cahaya Alam


Ketika aku berhenti di atas sebuah puncak gunung dan saat aku melihat betapa indah alam ini yang tak bisa tergantikan. Hal ini tak pernah aku rasakan di dalam penatnya sebuah kota dan aktifitas, disini aku merasakan apa artinya hidup, rasa cintapun bisa aku mengerti disini.

Tuhan, ciptaanmu luar biasa, seandainya semua orang tau betapa kecilnya kami di dari atas sini. Bahkan tak tau apa yang harus kita banggakan dari dunia ini. Semua akan berakhir tanpa sisa dan puing di masa fatamorgana. Mereka hanya tau kalau harta yang utama, Tapi aku disini banyak belum aku ketahui didunia ini, terutama yang menyangkut masalah cinta. Kerasnya hidup yang membuat aku semakin dewasa dan tau apa yang seharusnya aku hidup didunia ini.

Angin-angin yang berhembus, daun-daun bergoyang, tanjakan yang terlewati, dan langkah demi langkah aku berjalan demi satu tujuan. Teriakan suara untuk menghilangkan dahagapun keluar. Hutan yang begitu indah di atas permukaan laut membuat semuanya damai. Alamlah yang sempurna atas ciptaanNya, jadi jangan pernah membandingkan dan mencari yang sempurna, kerena apa yang kita harapkan kesempurnaan tak ada, karena kesempurnaan hanya milikNya semata.

Menghargai Alam dan semua isinya, bagiku sama seperti aku menghargai dirimu dan cintamu. Ketulusan dan kebahagian terpancar saat tawamu menemaniku seakan sama saat aku tau alam itu sangat indah. Bisikan namamu terlintas pada satu titik kesetaraan alam berbicara. Ringan pikiranku saat cintamu menemaniku dan memberi semua kesemangatan yang tak terhingga.

Lelah mencapai puncak tak pernah bisa di hilangkan dengan sesuatu kata dan arti. Tapi saat aku memikirkan satu, maka aku akan bahagia. Entah itu berasal dari mana tapi hutan yang begitu lebat yang tau jawabanya dan lepas dari semua rasa lelah.

Keringat terus mengalir saat rintangan di depan semakin besar, tanpa kata dan diam semua manjadi bisu. Suara burung dan jangkrik seakan memanggil satu nama yang salalu kusimpan di dalam merahnya hati. Semangat tak terhalangkan, terjalnya gunung seakan semakin ringang. Begitu juga dengan perjalanan hidup saat kita di jumpai dengan sebuah masalah maka kita tau bagaimana lewatinya dengan sepercik doa dan harapan. Jangan pernah mengatakan “tidak” sebelum kita lewati semua itu. Terkadang hal kecil menjadi luar biasa.

Di gunung kita bisa menyadari bahwa betapa kecilnya manusia untuk menyombongkan dirinya sendiri. Disni aku bisa menjadi diriku sendiri, hutan-hutan bisa membawa kita kedalam kedamaian atas masalah kita. Jangan pernah menganggap kita tak berarti untuk orang lain, dan jangan pernah menganggap kita hanya menjadi hal tak pernah diinginkan bagi banyak orang yang membutuhkan kita saat apa yang harus kita lakukan.

Gabut awan-awan melewati puncak gunung pelan-pelan hilang dari kasat mata. Tapi ada satu yang tak pernah hilang dalam hati tak akan pernah berubah yaitu cinta. Walaupun tak bisa di liat dengan kasat mata, tapi bisa di rasakan.

Sore pun datang, matahari telah tenggelam di tepian laut barat. Sinaran kota pun terpancar satu per satu cahaya lampu di hidupkan, Tepian hutan mulai sepi yang hanya terdengar suara azan berkumandang, bahwa sadar kita bisa mendengar panggilanNya di mana saja dan tak pernah berhenti. Kini kabut sunyi pun turun sajadah mulai terlentang di atas puncak gunung.

Malam pun mulai gelap, udara sejuk marasuk kedalam tulang seakan tak tertahan. Sunyinya hutan membawa ketenangan, damai jiwa yang tak terhingga. Cahaya api unggun yang menghangatkan tubuh, sepercik kata keluar dari dalam hati.






Followers

Pasang Iklan Rumah Wirausaha

Link Blog

NEWS

« »
« »
« »
Get this widget
 

Copyright © 2009 by Ricky Ikhwan

Template by Blogger Templates | Powered by Blogger