Minggu, 16 Juni 2013

lingkungan hidup

Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi.

Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Unsur Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.

2. Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.

3. Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.

Selasa, 09 April 2013

Perahu Dan Arus

Dia hanya seorang putri biasa

yang tidak tinggal di istana

juga tak bersama ratu dan raja

dengan semua fasilitas istimewa


Hidupnya bebas, namun bebas dengan batas

tak juga dikatakan terbatas

serta tidak ada perbedaan kelas

tanpa mayoritas ataupun minoritas


Semua manusia punya satu hati

namun katanya, terbagi dua sisi

Saat satu sisi terbagi

mungkin itu yang disebut jatuh hati


Ketika setiap saat, sesosok jiwa dalam angan hadir

mengisi ruang hampa, sebuah nama pun terukir

Apakah itu cinta?

Yang teringat hanya dirinya

bahkan membuatku lupa

juga mampu membuat sakit jiwa


Dia sebut itu perasaan

entah cinta, atau hanya sebuah rasa?

Menunggu kepastiannya

untuk mampu menimbulkan rasa

Hingga detik ini, semuanya tanda tanya

tak ada kata, apalagi suara

hanya bayangan, mungkin angan-angan belaka

aku pun tak mampu berkata ataupun bertanya


Manusia jatuh untuk dua

Sebutlah itu jatuh cinta

atau jatuh dalam sebenarnya

saat keduanya terjadi, yang ada hanya sebuah rasa


Apakah semua rasa indah?

Atau merasakan saat di mana gundah?

Atau sesuatu yang membuatmu lemah?

dan aku hanya bisa pasrah

Ya Allah...

Anugerah-Mu sesungguhnya adalah kebahagiaan


Jadikan aku "besar" setegar karang

jadikan dia mampu, sekuat arus

ibaratkan aku adalah perahu

yang nantinya berakhir pada hulu


Besar di antara keraguan dan ketidakberdayaan

mampu di antara bahagia dan duka

Perahu di tengah kegalauan

Insya Allah berakhir dalam kebahagiaan

Jumat, 29 Maret 2013

Indah Kejujuran dari hati untuk kesabaran



Ini tentang jujur pada diri sendiri. Tentang berani mengakui apapun yang mungkin sulit untuk kita akui. Karena ternyata, memandang cermin yang memantulkan bayangan diri kita tidak selalu mudah. Ada bagian-bagian yang mengambil peran dalam menentukan bentuk bayangan. Ada cahaya, bentuk cermin, ukuran cermin, debu dan kotoran yang menempel dan mendistorsi bayangan yang seharusnya muncul.

Semakin besar distorsinya, akan semakin besar penolakan-penolakan atas bentuk bayangan yang muncul. Namun selalu saja dalam hati terdalam kita pasti mengakui bahwa realita dan bayangan tidak akan jauh berbeda. Satu masalah yang mungkin menyebabkan penolakan-penolakan itu masih ada adalah, sekali lagi, bahwa jujur melihat diri sendiri itu tidak selalu mudah.

Ini juga tentang prinsip dan jalan hidup yang telah dipilih. Ini tentang menapaki, menginjak batu dan tertusuk duri atas konsekuensi kita memilih jalan tersebut. Jika kita melihat ke samping, kita akan melihat begitu banyak jalan mulus beraspal yang tidak memiliki duri dan batu sebanyak jalan yang sekarang kita pilih. Sesekali mungkin komitmen ini terguncang, hati ini teriris dan rasa ragu menyelimuti.

Namun selalu dan selalu, pandangan mata ini akan kita paksakan melihat lurus dan jauh ke depan. Membayangkan bahwa di ujung jalan ini, tersimpan telaga jernih dengan buah-buahan lezat yang menjadi hidangan dan hadiah atas perjuangan melewati batu dan duri. Sementara di samping, jalan beraspal itu mulus, tetapi berujung jurang dan padang pasir tandus tanpa air sedikitpun. Bagaikan gua yang gelap pasti ada ujungnya masa yang terang. Dan akan ku bawa kearah yang terang itu.

Mungkin alasan yang menyebabkan, menjalani pilihan hidup ini terasa begitu berat. Karena jauh di lubuk hati kita terdalam, kita masih belum yakin atas cara pandang kita memahami pilihan hidup. Kita masih belum begitu yakin atas hal-hal yang kita yakini. Tidak, karena ketika kita yakin, pasti tidak ada keraguan.

Bukankah cerita-cerita manusia sholeh terdahulu menyibakkan sesuatu yang menarik, bahwa keraguan mereka lenyap justru ketika keteguhan iman mereka diselimuti oleh ‘ketidak-tahuan’ atas ujung pilihan yang mereka buat?

“Nuh belum tahu bahwa banjir nantinya tumpah

Ketika di gunung ia menggalang kapal dan ditertawai

Ibrahim belum tau bahwa akan tercawis domba

Ketika pisau nyaris memapas buah hatinya



Musa belum tau bahwa lautan kan terbelah

Saat ia diperintah memukulkan tongkatnya

Di badar, Muhammad berdoa, bahunya terguncang isak

“Andai pasukan ini kalah, Kau takkan lagi disembah”

Dan kita belajar, alangkah agungnya iman.”

Ketidak-tahuan tersebut, yang kemudian menuntut kita untuk bersabar menapaki jalan yang kita pilih. Dan keraguan-keraguan yang muncul di tengah perjalanan sudah seharusnya disikapi dengan membenahi kejujuran akan seberapa yakinnya kita pada setiap pemahaman yang kita miliki.

Ya, tidak mudah bersabar di tengah ketidaktahuan sambil berusaha jujur pada diri sendiri. Tapi itulah. ‘Melakukan’ selalu jauh lebih sulit dari sekedar ‘mengatakan’. Karena membuat suatu pilihan menghabiskan sekian menit/jam/hari. Tetapi untuk setia menjalani pilihan, kita membutuhkan seluruh sisa umur dalam hidup kita.

Karena Allah akan terus menguji kita pada titik terlemah kita. Semata-mata karena Allah ingin menjadikan kita manusia-manusia hebat, manusia-manusia kuat yang teruji dalam setiap titik lemahnya. Ada benarnya jika ujian-ujian yang datang selalu berasal dari hal yang sama, disebabkan karena kita terus-terusan gagal pada ujian tersebut. Hingga kita bisa menyelesaikan ujian itu dengan baik dan akhirnya meningkatkan derajat keimanan kita.

Selamat datang ujian hidup. Selamat memilih pilihan hidup. Dan selamat sabar menapaki jalannya. Setiap bagian diri ini akan terus berusaha menyelesaikan apa-apa yang sudah dikatakan, dengan izin Allah. Walaupun sekian kali gagal, sekian kali terantuk jatuh, sekian kali tersungkur tanah. Semoga tangan dan kaki ini tidak cukup lelah untuk menyelesaikan dengan jujur dan sabarnya. Insya Allah Pernikah jalan yang terbaik utk kita.

Selasa, 26 Maret 2013

Indah Waktu Untukmu


Desa yang indah, desa yang membuat begitu banyak kenangan. Dengan sepercik mimpi untuk di raih. Sunset yang begitu indah dan romantis, yang selalu membuat suasana menjadi aman dan tentram. Masalah yang terus teratasi, kini kian terobati. Desiran ombak yang merdu menyakini diri bahwa kamu yang aku pilih dan apa yang dia bisikkan setiap mimpiku.
Lika-liku belokan jalan di atas gunung yang selalu kita lewati. Tangisan suci terdengar di telingaku. Kegundahan jiwa mu yang bisa kuatasi, dalam pikiran ku berkata aku akan menjadi pohon besar dimana saat kamu sedih dan gundah, aku menjadi penompang hidupmu.
Malam pun mulai gelap, udara sejuk marasuk kedalam tulang seakan tak tertahan. Sunyinya hutan membawa ketenangan, damai jiwa yang tak terhingga. Cahaya bintang yang menemani malam, sepercik kata keluar dari dalam hati. Apa aku akan meraih impian yang sudah aku pikirkan?, namun semua itu tak akan bisa terjawab. Karena itu semua rahasia-Nya. Hanya usaha yang terus ku perjuangkan.
Rintik hujan yang deras menemani setiap perjalanan, dingin yang tak hingga aku tahan untuk menghangatkan dirimu di belakangku. Angan dan mimpi yang pingin kita raih. Janji pun terucap dalam hati untuk terus menjagamu. Kerena kamu yang mengajarkanku arti cinta yang sengguhnya.
Mencintaimu adalah suatu anugerah yang begitu indah dalam hidupku. Tak pernah aku merasakan cinta yang begitu saling melengkapi. Tapi sifat kegoisanku yang membuat semua berantakan. “Maaf”. Walau sifatku begitu salah dan tak terhingga, jauh dari lubuk hatiku aku tetap mencintaimu dan tak mungkin ku mendua, kerena kamu telah mengajari aku banyak hal.
Tak ada yang aku harapkan darimu, karena kamu cukup sempurna bagiku. Saat kamu lentangkan sajadah di belakangku. Kuyakin kamu yang pantas menjadi pendamping hidupku. menjadi makmum ku, dan ibu dari anak-anakku. Kesemangatan untuk menghafal “Surah Ar-Rahman” mulai terpancar setiap hari-hariku. Walau tak pernah engkau tau.
Di saat kamu terjatuh sakit aku akan terus menjagamu, tak perduli apa rintangan. Satu dalam pikiranku aku pingin bahagiakanmu. Dua hati yang akan menjadi satu dan kamu/aku akan menjadi kita. 

Rabu, 20 Maret 2013

CINTA DAN KASIH SAYANG



Kenapa di dunia ini terdapat banyak perbedaan, tapi Tuhan hanya ingin disembah dengan satu cara? Kenapa mesti ada banyak agama dan paham, begitu banyak pandangan. Di situ Tuhan menciptakan cinta. Cinta dalam banyak arti, mencintai Tuhan, sesama umat, atau sebagai pribadi. Mencintai dengan ikhlas dan tulus, hanya tertuju kepada-Nya. Maka engkau akan menemukan cinta sebenarnya. 

Saat cinta itu terasa tak terbalas, Tuhan adalah tempat kembalinya. Di mana engkau bisa menemukan suatu cinta sejati, yang terus mengikutimu, dalam hembusan nafas, gerak, dan langkah. Menjadikan yang bernyawa hidup dan bernyawa. 

Tak perlu meneriakkan dan menghardirkannya. Kembalilah pada kejujuran dan ketulusan. Saat tak ada atau belum ada tempat bagimu berlabuh dan mengadu, Ia adalah tempat kembalimu. Ceritakan semua kepada-Nya, karena Ia tak pernah tidur dan mendengarnya. Tapi sabarlah untuk menunggu. Maha Suci Allah dengan segala firman-Nya. 

Semua makhluk memiliki cinta, cinta sesama kasih, saudara, teman dan keluarga. Cinta pun seolah tulus tak memilih kasta, golongan, suku, agama, RAS, namun adapun begitu. Tulusnya pun tak ternilai dan tak bisa pula diklasifikasikan. Semua mengalir begitu saja, namun ada saat harus menentukan. Saat memilih, mempertimbangkan, dan memberi nilai plus-minus, bahkan diskualifikasi. 

Itu semua karena rencana kesempurnaan untuk masa depan. Bukan hanya satu-dua bulan, setahun sampai lima tahun, tapi selamanya, Amin. Di situlah ada penilaian. Sisi keagamaan, sosialita, keluarga dan nilai-nilai pribadi, bukan hanya uang, rumah, kendaraan pribadi, tapi itu kebutuhan. Bukan berarti memilih-milih, tapi mencari yang seiring. 

Seperti apa cinta kita yang memilih, bagaimana manisnya, kita yang rasakan. Cinta itu indah bila kita bisa mengindahkannya. Menjadi redup bila kita meredupkannya. 

Keindahan cintanya terus ku jaga dan imannya kepada ALLAH, karena dia begitu menawan. Cinta yang dia berikan begitu sempurna. Tapi terkadang karena sifat ku yang selalu salah dan tak mau mengalah, ku sadarkan itu, Maaf. Tapi jauh dari lubuk hati cinta dan kasih sayang hanya untuknya, begitu banyak wanita yang datang menggoda, tapi iman yang telah aku rasakan tetap ku jaga demi masa depan telah terpikirkan. Untuk dirinya kini dan nanti. (atkh2017)

Sabtu, 02 Maret 2013

TENTANGMU KINI DAN NANTI

Menemukan apa yang tak pernah aku temukan sebelumnya, banyak hal yang terjadi di hidup ini. Dia bagaikan sebuah pohon mati, tidak berbuah, tidak juga berdaun, tetapi terus hidup dan bertahan untuk waktu yang lama,selalu diam, mematung tak berkutik. Tak pernah berlari terlalu kencang, atau berjalan terlalu lambat, hanya memperhatikannya. Tersenyum namun hatinya menangis. Tertawa namun penderitaan yang terdengar. Seseorang indah yang memasuki kehidupanku, merubah segalanya. Dia sungguh membuat aku terbawa arah dan menjaganya untuk mencintai 

Malam yang sunyi, angin yang dingin menyelimuti kelelapan malam saat semua tertidur. Terbangun dalam malam dan berkata tak ada yang lain seindah dan selembut cintanya. Walaupun rasanya dari hatinya masih abstrak, bagiku semua itu akan indah. Hari-hari dengan senyumanmu membuat hari lebih indah. 

Sepenggal kata-katamu memberiku suatu warna yang lebih cerah, lebih kan berarti untuk di kehidupanku dan ku ambil kata-katamu untuk pegangan hidup, yakinkan tutur kata darimu tak akan pernah dusta. Bila mungkin sekarang aku merasakan betapa aku semakin mencintaimu itu bukan berarti gombal ataupun berlebihan, karena tak bisa ku pungkiri itulah yang sebenar-benarnya terjadi. 

Sadarkah, di setiap langkah yang kamu dekatkan, ada aku dalam bayangan. Di saat ragamu mendekat, ada rasa yang tak terungkap. Ini seperti angin, yang tak bisa dilihat tapi dirasakan, dan selalu dirindukan saat terik menerpa. 

Menyatukan itu sulit, dua kepala dengan ragam isi serta persepsi. Membandingkan juga tak bijak. Memadukannya, akan melengkapi, satu sama lain saling mengisi, itulah kita. Berpikir bagaimana menyamakan perbedaan itu sulit, jika pun mungkin, prosesnya panjang, namun sifat asli tak mungkin hilang. Itulah, menjadi satu "tembok" nya bagiku, untuk saling yakin dan percaya, setia, sampai tiba pada waktu dan tujuan. 

Kita itu dua, ada hal yang membuat kita satu, agama dan keyakinan akan agama itu. Tak ada yang menjadi rendah dalam hal ini, siapapun dia, bila ia mengamalkan, tak ada kerendahan di sana, tak ada bantahan pula. Ilmu mengalahkan segalanya. 

Meski ada rasa yang begitu dalam nyatanya, tak semua angan dan harapan, dengan mudah terealisasi. Butuh waktu dan proses, bahkan hingga pengorbanan untuk saling menjaga. 

Keyakinan yang menguatkanku, akan suatu rasa yang tak terungkap itu. Tentang suatu yang mana bila nantinya tiba, akan menjadi hal yang indah. Begitu indahnya, hingga perlu cara, hanyalah senyuman yang menandakannya dan menjawab aku akan menikahimu dengan surah Ar-Rahman dan menjagai, merawatmu sampai tua. 

Kamis, 21 Februari 2013

TENTANG DIA


Apa yang kau harapkan dari sebuah perjalanan? Jalannya seperti apa itu, mudah, lurus, landai, terjal, berkelok, berbukit, berair, berlumpur, dipenuhi semak-belukar, curam dan segala rupa. Bisa jadi itu pilihan, atau memang harus dilewati. Tentu tak mudah, karena di situlah kau berusaha. Bagaimana untuk dapat melewatinya/menghadapi hingga akhirnya mencapai tujuan akhir.

Kalau dalam lingkungan sekarang "bagiku hidup pilihan, dan tidak dibatasi" tepatnya bagaimana aku juga sedikit lupa, termasuk soal jodoh. Semua orang mencari jodoh untuk dirinya. Jodoh dalam arti tempat ia berkarya, jodoh yaitu orang-orang yang mendukung di sekitarnya, sampai jodoh sebenarnya.

Apakah jodoh itu dicari atau ditunggu? Sulit untuk menjawabnya. Tuhan memang menjanjikannya satu/seseorang untuk dikirimkan kepada pribadi Adam atau Hawa di antaranya. Kalau bisa diambil bahasanya: "jodoh itu di tangan Tuhan, kalau tidak diambil kapan diterimanya?" Disamping menunggu "kiriman" Tuhan, doa dan ikhtiar adalah jalur yang menjembataninya.

Terkadang saat kita merasa pernah tersakiti di saat menjalani sebuah hubungan kita sering menganggap kalau cinta itu hanya bisa menyakiti, yakinilah saat itu belum tepat untukmu. Kapan kita akan merasa sempurna saat kita menumukan tulang rusuk kita. Proses dan perjalan mencari yang terbaik tidaklah mudah, sekarang bagaimana kita bisa berfikir dan menajalani hidup dengan cinta.
Ketika kita ingin mendapatkan jodoh yang terbaik, maka berusahalah untuk menjadi yang baik dihadapan Allah, bukan dihadapan manusia atau orang yang kita sukai saja. Percayalah bahwa ketika kita mulai untuk memperbaiki diri, maka jodoh kita adalah orang yang baik juga. Namun ingat, perbaiki diri kita karena Allah, agar jodoh kita abadi kebaikannya.

Disini aku melihat seseorang yang Allah pertemukan di sebuah desa "Seungko Mulat", yang kini ada dalam hidup dan menemani perjalanan hari-hariku, tidak tau apa dia di ciptakan dari tulang rusukku seperti Adam dan Hawa. Hanya bisa menjalani dan berdoa itu adalah dia. Jika memang nama dia sudah tertulis di “Lauhul Mahfudz” untuk diriku, maka disini hanya punya harapan karena ALLAH aku mencintai dia bukan karena hawanafsu yang sering terjadi di zaman sekarang. Doa dan harapan yang terbaik untuk masa yang akan datang untuk keluarga dan anak-anakku. Sekarang tugasku hanya untuk membahagiakannya apa yang seharusnya tanggung jawab setiap Adam di muka bumi ini, dan semua ini aku ingin berlalu seperti sebuah kisah cinta Ali dan Fatimah.

Seorang pepatah pernah berkata “sekuat apa kita setia, selama apa kita menunggu, sekeras apa kita bersabar, sejujur apa kita menerima kekasih kita. Jika ALLAH menulis jodoh kita dengan kekasih kita, kita akan tetap bersamanya. Begitu juga sebaliknya, kerena tulang rusuk dan pemiliknya tidak pernah terpisahkan pasti akan menyatu”. Itulah jodoh yang terbaik untuk kita.






Followers

Pasang Iklan Rumah Wirausaha

Link Blog

NEWS

« »
« »
« »
Get this widget
 

Copyright © 2009 by Ricky Ikhwan

Template by Blogger Templates | Powered by Blogger