Kamis, 21 Februari 2013

TENTANG DIA


Apa yang kau harapkan dari sebuah perjalanan? Jalannya seperti apa itu, mudah, lurus, landai, terjal, berkelok, berbukit, berair, berlumpur, dipenuhi semak-belukar, curam dan segala rupa. Bisa jadi itu pilihan, atau memang harus dilewati. Tentu tak mudah, karena di situlah kau berusaha. Bagaimana untuk dapat melewatinya/menghadapi hingga akhirnya mencapai tujuan akhir.

Kalau dalam lingkungan sekarang "bagiku hidup pilihan, dan tidak dibatasi" tepatnya bagaimana aku juga sedikit lupa, termasuk soal jodoh. Semua orang mencari jodoh untuk dirinya. Jodoh dalam arti tempat ia berkarya, jodoh yaitu orang-orang yang mendukung di sekitarnya, sampai jodoh sebenarnya.

Apakah jodoh itu dicari atau ditunggu? Sulit untuk menjawabnya. Tuhan memang menjanjikannya satu/seseorang untuk dikirimkan kepada pribadi Adam atau Hawa di antaranya. Kalau bisa diambil bahasanya: "jodoh itu di tangan Tuhan, kalau tidak diambil kapan diterimanya?" Disamping menunggu "kiriman" Tuhan, doa dan ikhtiar adalah jalur yang menjembataninya.

Terkadang saat kita merasa pernah tersakiti di saat menjalani sebuah hubungan kita sering menganggap kalau cinta itu hanya bisa menyakiti, yakinilah saat itu belum tepat untukmu. Kapan kita akan merasa sempurna saat kita menumukan tulang rusuk kita. Proses dan perjalan mencari yang terbaik tidaklah mudah, sekarang bagaimana kita bisa berfikir dan menajalani hidup dengan cinta.
Ketika kita ingin mendapatkan jodoh yang terbaik, maka berusahalah untuk menjadi yang baik dihadapan Allah, bukan dihadapan manusia atau orang yang kita sukai saja. Percayalah bahwa ketika kita mulai untuk memperbaiki diri, maka jodoh kita adalah orang yang baik juga. Namun ingat, perbaiki diri kita karena Allah, agar jodoh kita abadi kebaikannya.

Disini aku melihat seseorang yang Allah pertemukan di sebuah desa "Seungko Mulat", yang kini ada dalam hidup dan menemani perjalanan hari-hariku, tidak tau apa dia di ciptakan dari tulang rusukku seperti Adam dan Hawa. Hanya bisa menjalani dan berdoa itu adalah dia. Jika memang nama dia sudah tertulis di “Lauhul Mahfudz” untuk diriku, maka disini hanya punya harapan karena ALLAH aku mencintai dia bukan karena hawanafsu yang sering terjadi di zaman sekarang. Doa dan harapan yang terbaik untuk masa yang akan datang untuk keluarga dan anak-anakku. Sekarang tugasku hanya untuk membahagiakannya apa yang seharusnya tanggung jawab setiap Adam di muka bumi ini, dan semua ini aku ingin berlalu seperti sebuah kisah cinta Ali dan Fatimah.

Seorang pepatah pernah berkata “sekuat apa kita setia, selama apa kita menunggu, sekeras apa kita bersabar, sejujur apa kita menerima kekasih kita. Jika ALLAH menulis jodoh kita dengan kekasih kita, kita akan tetap bersamanya. Begitu juga sebaliknya, kerena tulang rusuk dan pemiliknya tidak pernah terpisahkan pasti akan menyatu”. Itulah jodoh yang terbaik untuk kita.






Followers

Pasang Iklan Rumah Wirausaha

Link Blog

NEWS

« »
« »
« »
Get this widget
 

Copyright © 2009 by Ricky Ikhwan

Template by Blogger Templates | Powered by Blogger